yayasanhadjikalla.or.id; Maros – Berikan perhatian yang besar pada isu stunting, Yayasan Hadji Kalla berikan pelatihan untuk para ibu dan kader kesehatan dalam rangka pencegahan dan penurunan angka stunting di Desa Pucak, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, 25 hingga 27 September 2019.

Stunting adalah masalah kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu yang cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi, sehingga tubuh anak lebih kerdil (pendek) dari usianya.

Pelatihan pencegahan stunting ini dihadiri oleh Camat Tompobulu, Dokter dari Poltekkes Kemenkes Makassar, Manajer Bidang Humanity dan Environment Yayasan Hadji Kalla serta perwakilan dari Tim Percepatan Pencegahan Anak Kerdil, Kantor Sekretariat Wakil Presiden.

Dalam sambutannya, Camat Tompobulu; Nurman Salam, M.Kes mengucapkan terima kasihnya kepada Yayasan Hadji Kalla dan semua pihak terkait yang telah membantu dalam pelaksanaan pelatihan tersebut, karena dengan adanya kegiatan seperti ini maka pengetahuan warga juga bisa semakin ditingkatkan.

Nurman melanjutkan bahwa pelatihan yang diadakan selama tiga hari tersebut bisa membuat para warga paham tentang apa itu stunting dan bagaimana cara-cara dalam pencegahannya.

“Pertama-tama adalah terima kasih saya mewakili para warga kepada Yayasan Hadji Kalla dan semua pihak yang terlibat hari ini karena telah melakukan inisiatif pelatihan di Kecamatan Tompobulu selama tiga hari kedepan. Semoga dengan adanya pelatihan ini, para peserta yang hadir terutama para ibu bisa paham apa itu stunting dan kiat-kiat yang bisa dilakukan dalam upaya pencegahan masalah stunting”, paparnya.

Manajer Bidang Humanity Yayasan Hadji Kalla mengungkapkan bahwa Maros adalah salah satu tempat dengan angka kasus stunting yang cukup tinggi di Sulsel selain Enrekang dan Bone, sehingga akhirnya kemudian diputuskan untuk melakukakan kiat pencegahan di Kabupaten Maros, tepatnya di Kecamatan Tompobulu.

Dr. Kardimin, M.Kes, Dosen dari Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Makassar yang juga menjadi pemateri pada kesempata tersebut menjelaskan bahwa kegiatan pelatihan yang dilakukan bisa meningkatkan pengetahuan dan kapasitas para ibu, calon ibu dan para kader puskesmas dalam rangka penanggulangan masalah stunting.

“Kegiatan hari ini adalah kegiatan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas para kader puskesmas dan para ibu dalam rangka penanggulangan dan pencegahan stunting”, tandasnya.

Materi yang diberikan antara lain adalah pengetahuan dasar tentang apa itu stunting serta kiat-kiat pencegahan yang bisa dilakukan, kedua adalah praktik pembuatan makanan pendamping air susu ibu dan terakhir praktik pemberian makanan tepat gizi bagi ibu dan anak. 

Hariati, salah seorang peserta pelatihan mengaku senang dengan materi pelatihan yang Ia dapatkan, karena bisa menambah pengetahuan dan membuatnya belajar bagaimana cara-cara membuat makanan yang tepat dengan gizi berimbang untuk anak-anaknya.

“Hari ini saya senang sekali bisa belajar lewat pelatihan, saya bisa tau apa itu stunting dan belajara bagaimana membuat makanan yang baik dan bergizi untuk anak saya di rumah”, punkasnya singkat.

Kabupaten Maros dipilih karena dari data Kemenkes, Maros menjadi daerah dengan angka kasus stunting di atas rata-rata, di Sulsel terutama di wilayah Tompobulu. Dr. Kardimin berharap bahwa dengan diadakannya pelatihan tersebut, maka bisa  meningkatkan kapasitas pengetahuan para ibu, serta bisa melakukan pemberdayaan serta pendampingan kepada masyarakat dengan pendekatan keluarga. Diharapkan pula kedepannya, keluarga bisa berperan aktif dalam meningkatkan status gizi dan kesadaran akan pentingnya mendapat asupan gizi yang baik dan seimbang terutama untuk anak-anak balita dan para ibu hamil, hingga pada akhirnya status gizi pada anak di tiap keluarga di Kecamatan Tompobulu bisa lebih bagus sehingga angka stunting bisa ditekan.

(Boer)