yayasanhadjikalla.or.id; Gowa – Tumbuhkan kesadaran menjaga lingkungan, fasilitator pendamping desa DBS Yayasan Hadji Kalla menjalankan Program Pelatihan Manajemen dan Pembentukan Kelompok Pengelola Bank Sampah. Pelatihan dilakukan dengan tujuan bahwa masyarakat  bisa mengelola sampah dengan lebih baik agar tidak mencemari lingkungan. Program dijalankan di Desa Bontoramba, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa di mana sebelumnya telah dilakukan pelatihan kepada para warga bertempat di Kantor Desa Bontoramba pada awal september dan akan dilakukan monitoring program pada november mendatang.

Pelatihan bank sampah dibuka langsung oleh Kepala Desa Bontoramba, bersama dengan seluruh Kepala Dusun dan Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Peserta yang hadir sebanyak 26 orang.

Materi dalam pelatihan tersebut dibawakan oleh salah seorang Direktur (Ketua Kelompok Pengelola) Bank Sampah dari Makassar, Salmah.  Perannya sebagai ketua RT mendorong Ia untuk memberikan solusi terhadap keadaan lingkungan di sekitarnya yang cenderung kumuh dan tidak sehat dengan mendirikan Bank Sampah sejak tahun 2010 lalu. Bank Sampah yang merupakan salah satu program lingkungan yang diusung oleh Unilever dan dinaungi oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar dan Yayasan Peduli Negeri (YPN).

Ibu Salmah dalam materinya lebih banyak membagi pengalaman ketika mulai membentuk dan mengelola bank sampah di tempat tinggalnya. Lebih lanjut Ia juga membagi pengetahuan-pengetahuan yang dapatkan saat mengikuti pelatihan dan studi banding di salah satu desa di Jawa Timur mengenai pengolahan sampah rumah tangga menjadi energi gas dan listrik.

Tampak peserta pelatihan sangat antusias dengan materi yang dibawakan oleh Ibu Salmah.

“Pada dasarnya Bank Sampah hadir untuk membentuk kebiasaan masyarakat dalam mengelola dan memilah sampah sejak dari tingkatan rumah tangga. Semua sampah rumah tangga seperti gelas-gelas plastik, kertas bekas, kardus, kaleng bekas kemasan makanan/minuman, rongsokan, dan sampah dapur dipilah dan ditempatkan di tempat berbeda. Ketika tanggal penimbangan di Bank Sampah tiba, setiap orang membawa sampah rumah tangganya yang telah dipilah sesuai jenisnya masing-masing”, Jelas Ibu Salmah.

“Selain membawa dampak positif bagi lingkungan, kehadiran Bank Sampah juga dapat bernilai ekonomis bagi masyarakat” tambahnya.

Kepala Desa Bontoramba menyampaikan bahwa program bank sampah sejalan dengan program desa untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, serta menjadi salah satu alternatif pengelolaan sampah di Desa Bontoramba.

Sementara itu, Ilham, Ketua Peduli Gowa Kecamatan Pallangga menjelaskan bahwa “Peduli Gowa sebagai penanggung jawab Bank Sampah Induk (BSI) di wilayah Gowa sangat terbantu dengan hadirnya Bank Sampah Desa Bontoramba, selanjutnya Ia akan membuat laporan ke Dinas Lingkungan Hidup dan BSI bisa dilegalkan menjadi Bank Sampah Unit (BSU) binaan Yayasan Hadji Kalla.

Di akhir kegiatan Ulfa, Fasilitator Desa dari Yayasan Hadji Kalla bersama pemerintah desa dan peserta pelatihan membentuk Kelompok Pengelola Bank Sampah yang diketuai oleh Nurdin, SE. dengan nama Bank Sampah “Bangkit Sejahtera” desa Bontoramba. Pada tanggal satu Oktober lalu dilakukan penimbangan perdana dan tercatat sebanyak 16 nasabah yang telah terdaftar dan menimbang sampahnya. Penimbangan berikutnya akan rutin dilakukan setia dua kali dalam sebulan melihat besarnya antusiasme masyarakat yang ingin mendaftakarkan dirinya sebagai nasabah Bank Sampah “Bangkit Sejahtera” desa Bontoramba.