yayasanhadjikalla.or.id; Makassar – Sejak awal tahun 2020, dunia disibukkan dengan perang bersama melawan virus Covid-19. Indonesia sendiri baru secara resmi mengumumkan kasus pasien positif Covid-19 pada awal Maret. Per tanggal 24 April 2020, jumlah laporan kasus positif terinfeksi Covid-19 di seluruh dunia adalah 2,7 juta kasus, sedangkan di Indonesia terdapat 7.775 kasus dan untuk di Makassar terdapat 397 jumlah kasus. Kondisi yang tidak normal seperti hari ini, memaksa banyak orang untuk berdiri di garda terdepan dan saling jaga satu sama lain. Selain asupan gizi untuk menjaga daya imun, kepastian informasi yang berelasi dengan kepanikan alamiah manusia juga tidak boleh dipandang sebelah mata. Jurnalis sebagai kelompok yang berada di garda terdepan informasi untuk memastikan bahwa semua informasi yang dikonsumsi oleh masyarakat adalah informasi yang melewati proses yang dapat dipertanggungjawabkan. Olehnya peran media sangatlah penting.

Sayangnya, di Makassar, tidak semua perusahaan media dengan tegas melarang para Jurnalisnya untuk melakukan peliputan ke wilayah zona merah, bukan hanya itu, para jurnalis juga tidak dibekali dengan alat perlindungan diri yang memadai. Imbasnya, ada banyak Jurnalis yang terpaksa mengurungkan niatnya untuk meliput langsung ke daerah rawan karena merasa tidak cukup melindungi diri.

Fakta di lapangan bahwa ada banyak jurnalis lepas (freelance). Artinya, mereka dibayar sesuai dengan berita yang mereka hasilkan. Berdasarkan temuan dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar, imbas dari kondisi ini adalah banyak dari jurnalis yang terpaksa tidak menerima upah karena tidak menghasilkan berita, juga ada beberapa media yang bahkan belum membayarkan upah untuk para jurnalis tetap yang mereka pekerjakan.

Kondisi lain yang saling berkait kelindan adalah posisi jurnalis yang cukup aktif bertemu banyak orang. Termasuk pejabat-pejabat publik, yang diketahui bersama tidak sedikit dari mereka yang akhirnya teridentifikasi positif Covid-19. Hal ini menyebabkan tidak sedikit pula jurnalis yang mesti dilabeli ODP.

Melihat kondisi tersebut, Ruang Antara tergerak untuk membantu menyuarakan dan mengakomodir perangkat yang mampu memudahkan kawan-kawan jurnalis dalam mengemban tugas penyebarluasan informasi. Khususnya bagi mereka yang terdampak Covid-19, baik secara individu maupun secara institusional di Makassar.

Akhirnya dibentuklah Program #TerimaKasihJurnalis. Sebagai lembaga yang berfokus pada pengkajian isu-isu komunikasi dan media, Ruang Antara menginisiasi program #TerimaKasihJurnalis. Program ini bermaksud untuk membantu memudahkan rekan-rekan jurnalis yang terdampak Covid-19. Sehingga sekalipun berkewajiban untuk menyebarluaskan informasi, mereka tetap memiliki modal untuk semaksimal mungkin melindungi diri terlebih dahulu. Saat rekan-rekan jurnalis dapat bekerja dengan aman, maka harapannya kerja-kerja jurnalistik yang sehat pun dapat terus dihadirkan. Dengan kerja-kerja jurnalistik yang sehat, masyarakatpun dapat terinformasi dengan baik.

Program #TerimaKasihJurnalis ini berkoordinasi langsung dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar. Sebagai lembaga independen, AJI Makassar membantu melacak jurnalis yang terdampak Covid-19. Hal ini dilakukan untuk memastikan agar bantuan dapat tepat sasaran. Kegiatan ini, pada dasarnya menyasar para Jurnalis sekota Makassar yang terdampak Covid-19. Diantaranya adalah Jurnalis lepas (Kontributor, Reporter, Fotografer, Videografer).

Melalui program ini, Ruang Antara dibantu oleh Yayasan Hadji Kalla telah menjadi donatur program dalam menyukseskan inisiasi ini. Fokus kegiatan dan penggunaan dana adalah pada kegiatan offline dan online yang sama-sama menyasar rekan-rekan jurnalis. Dalam bentuk online, Ruang Antara berfokus dalam penyediaan paket data internet untuk mendukung kerja-kerja rekan jurnalis di lapangan. Paket data internet dipilih berdasarkan hasil diskusi dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI Makassar) terkait kebutuhan mendesak teman-teman jurnalis. Hal ini tentu bisa membantu kerja efektif para jurnalis bekerja di tengah pandemi. Selain itu, kegiatan online yang Ruang Antara lakukan adalah melakukan kampanye dukungan terhadap kawan-kawan jurnalis dengan menyebar tagar #TerimaKasihJurnalis dan #MediaLawanCovid19. Isu utama yang diangkat adalah tentang keselamatan jurnalis dan dukungan atas kerja-kerja jurnalistik yang mereka lakukan melalui instagram, website, dan jaringan whatsapp. Program ini berlangsung selama tiga bulan (bulan April sampai bulan Juni 2020).

Menurut salah seorang anggota Ruang Antara, bantuan yang diberikan oleh Yayasan Hadji Kalla ini tentu menjadi sangat berarti bagi para jurnalis yang bekerja tanpa henti dalam menginformasikan berita perkembangan penyebaran Covid-19 di Kota Makassar. Apresiasi dari Ruang Antara dan Aliansi Jurnalis Independen juga disampaikan, karena dengan bantuan yang diberikan setidaknya bisa membantu kerja-kerja jurnalis di lapangan di tengah pandemi.