www.yayasanhadjikalla.or.id; Sinjai – “Diundang untuk khotbah jumat di kampung sebelah, tunggu dia sampai pulang saja”, Ujar Nasir Latif, salah seorang tokoh masayarakat saat tim Yayasan Hadji Kalla sampai di Desa Kassi Buleng, Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai pada jumat (24/5).

Sejak minggu pertama sampai di desa, Ahmad Rizal telah disibukkan dengan jadwal membawakan ceramah dan menjadi imam sholat di mesjid, sosoknya yang antusias dan cekatan membuatnya ceoat disukai oleh warga desa Kassi Buleng. Bukan hanya di desa itu, Ia juga selalu mendapat undangan dari desa-desa tetangga untuk datang menjadi imam sholat atau pun untuk membawakan khotbah jumat.

Menjadi menarik saat Ahmad bercerita bahwa dirinya berasal dari Merauke, Papua. Dia bercerita bahwa ini adalah pengalaman pertamanya menjadi dai dan ditempatkan di sebuah desa yang nun jauh di atas gunung. Berasal dari daerah dengan mayoritas non-muslim tidak membuatnya merasa kerdil, bahkan semangatnya untuk terus belajar sangat besar. Walaupun kedua orang tuanya merupakan orang asli Sulawesi Selatan, tepatnya Jeneponto; namun Ia lahir dan besar di Merauke, membuatnya agak kesulitan untuk berkomunikasi karena tidak mengerti bahasa  bugis dan makassar.

Meski agak kesulitan dari segi bahasa, Ia tetap menjadi orang yang paling dicari di desa karena kemampuan dakwahnya yang cukup baik, mampu membuat orang memusatkan perhatian pada materi yang dibawakan.

Di awal sempat ditegur oleh salah seorang warga yang juga petugas kepolisian karena ketika menjadi imam sholat tarawih, Ia memilih bacaan yang panjang, tapi hal itu tidak membuatnya ciut untuk tetap menyelesaikan tugasnya dengan baik, berusaha memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang pahala dalam bacaan sholat dan ke-khusyuk-an saat membaca ayat-ayat suci. Ahmad melihat hal tersebut sebagai bahan pelajaran untuk bisa lebih baik, akrab dan beradaptasi dengan masyarakat desa. “Semangat Merauke ini”, Ujarnya kepada tim Yayasan Hadji Kalla.

Baginya, menjadi seorang pendakwah bukan hanya tentang seberapa banyak Ia tampil di depan mimbar untuk membawakan ceramah, tapi tentang bagaiamana Ia bisa terus belajar dan menambah ilmunya. Ahmad pun sering mengadakan diskusi dan kajian rutin tentang keagamaan bersama warga Desa Kassi Buleng.

Ketika ditanya perihal pilihannya menjadi seorang pendakwah, Ia bertutur bahwa apa yang dilakukannya semata-mata hanya untuk membawa manfaat kepada sesama manusia.

*(Boer)