yayasanhadjikalla.or.id; Makassar – Data yang dirilis oleh BPS bersama kementrian sosial menyatakan bahwa, di Indonesia terdapat 15,5 juta keluarga yang tergolong sebagai Penyandanag Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Sedangkan untuk wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, data menyebutkan ada sebanyak 1,4 juta keluarga PMKS. Total pekerja sosial, relawan dan teanaga kesejahteraan sosial di Indonesia, baru berkisar 30.522 orang, sedangkan di Sulawesi Selatan totalnya hanya 1.250 orang yang terdata, lebih detail, jumlah PMKS tersebut ke dalam individu seperti jumlah penyandang disabilitas di Sulawesi Selatan, ada sebanyak 235.000 orang. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah PMKS di Sulawesi Selatan tidak berimbang dengan jumlah pekerja sosial yang telah ada, hal tersebut tentunya sangat menyulitkan para tenaga pekerja sosial dalam melakukan tugasnya, terlebih pengetahuan yang minim terhadap penanganan masalah sosial.

Bekerja sama dengan DPD IPSPI (Ikatan Pekerja Sosial Profesional Indonesia) Sulawasi Selatan, Yayasan Hadji Kalla Menggelar Workshop Pelayanan Kesejahteraan Sosial Bagi Pendamping dan Pelaksana Program CSR Yayasan Hadji Kalla di Aula Lantai 8 Sekolah Islam Athirah, Jl. Kajaolalido No. 22, Baru, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Rabu (27/3).

Workshop tersebut bertujuan untuk meningkatkan skill dan kualitas bagi para pelaksana program CSR Yayasan Hadji Kalla dalam mengoptimalkan upaya pemenuhan, perlindungan dan pelayanan terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), secara umum intervensi pelatihan yang diberikan meliputi identifikasi masalah dan sumber, asesmen, pelaksanaan intervensi, pencatatan serta pelaporan.

Dihadiri langsung oleh ketua DPD IPSPI Sulawesi Selatan, Dr. Sabri Arif, dalam kegiatan tersebut diharapkan mampu memberikan pemahaman yang lebih luas dan mendalam kepada para peserta dari tim Yayasan Hadji Kalla terhadap berbagai masalah sosial dan bentuk penanganannya.

“Workshop ini tentu bertujuan untuk memberikan pemahaman yang luas dan mendalam untuk para pendamping program CSR dari Yayasan Hadji Kalla tentang berbagai masalah sosial dan bentuk penanganannya di lapangan”, Jelasnya.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan bahwa bukan hanya tentang pemahaman secara teoretik dan bentuk penanganannya, namun diharapkan juga mampu meningkatkan kemampuan dan kompetensi para pendamping lapangan program CSR saat terjun langsung dalam penangan masalah kesejahteraan sosial.

“Jadi bukan hanya secara teoretis, saya harap para peserta pendamping CSR yang hadir hari ini bisa meningkatkan skill dan kompetensinya ketika terlibat langsung dalam penangan masalah di lapangan”, tambahnya.

Workshop Pelayanan Kesejahteraan Sosial Bagi Pelaksana Program CSR dibuka langsung oleh Koordinator Yayasan Hadji Kalla Muhammad Zuhair, dan akan berlangsung hingga jumat 29/3.

IPSPI (Ikatan Pekerja Sosial Profesional Indonesia) sendiri merupakan organisasi profesi pekerja sosial, yang menaungi para pekerja sosial profesional yang ada di Indonesia. Di sulawesi selatan, para pekerja sosial bernaung di bawah organisasi profesi daerah bernama DPD IPSPI Sulawesi Selatan. Selain berfungsi sebagai tempat bernaung para pekerja sosial, IPSPI juga memiliki tanggung jawab keilmuan dalam praktek layanan kesejahteraan sosial terhadap pelbagai masalah sosial. Sinergi antara Yayasan Hadji Kalla bersama dengan IPSPI diharapkan mampu menjadi jawaban atas penanganan masalah kesejahteraan sosial yang lebih baik.